Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Header

www.analisamuya.com

Pembelajaran Sosial Emosional “Guru sebagai Agen Perubahan”

Pembelajaran Sosial Emosional

 

1.  Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal sosial-emosional?

Tantangan bagi guru untuk menjadi contoh atau tauladan dalam sosial-emosional adalah menciptakan lingkungan belajar yang memperhatikan sosial-emosional peserta didiknya supaya menumbuhkan motivasi belajar tanpa paksaan dari siapapun. Guru perlu melatih kompetensi sosial emosional peserta didik supaya tercapai keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional pada masing-masing individu.

 

2.  Kasus yang berkaitan pada pengalaman mengamati proses belajar-mengajar ?

Pengalaman dalam proses belajar mengajar kami menerapkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE), seperti menanyakan kesiapan belajar peserta didik sebelum pembelajaran dimulai, diskusi untuk menyelesaikan permasalahan atau kasus secara berkelompok dan peserta didik mengumpulkan tugas secara tepat waktu. Akan tetapi, motivasi belajar peserta didik belum maksimal dikarenakan belum memiliki kompetensi kesadaran diri akan pentingnya belajar. Penerapan pembelajaran sosial emosional pada ruang lingkup protokol (budaya dan tata tertib) menjadi kegiatan sekolah yang harus dilakukan oleh peserta didik seperti menyelesaikan masalah dengan mencari solusi yang terbaik, membangun hubungan sosial yang positif.

 

3.  Pembelajaran dari film tersebut berhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan?

a)  Film Laskar Pelangi

Film Laskar Pelangi bercerita tentang kehidupan anak-anak dari kalangan keluarga miskin di Desa Belitung. Mereka bersekolah di salah satu SD tertua di pulau tersebut yaitu SD Muhammadiyah. Sekolah ini hanya memiliki 10 siswa, sehingga terancam ditutup dan membuat anak-anak tersebut terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi.

Seorang Ibu Guru Muslimah yang tidak mudah menyerah yang mana menjadi satu-satunya Guru di sekolah tersebut. Bu Guru Muslimah tidak pernah membeda-bedakan anak didiknya, serta ketulusan dan kasih sayang diberikan kepada semua anak didiknya, tanpa terkecuali. Bu Guru Muslimah berhasil menciptakan suasana kelas yang kekeluargaan, bahagia, dan penuh dengan canda tawa. Di tengah keterbatasan yang ada, Bu Guru Muslimah berhasil membimbing peserta didik menjuarai lomba cerdas cermat dan mengalahkan sekolah elit yang ada di beliktung.

Dari kegigihan seorang guru, ada anak didiknya menjadi wakil rakyat, ada yang mendapatkan beasiswa S2 dari Universitas di Inggris, ada yang bekerja di perusahaan multinasional, keberhasilan itu menjadi suatu kebanggan bagi ibu guru Muslimah. Walaupun dengan keadaan yang terbatas, Ibu Guru Muslimah gigih dan tekun dalam mengajar. Disini sangat terlihat dari prestasi yang diraih peserta didik Ibu Guru Muslimah, yang menunjukkan bahwa Guru adalah agen perubahan.

 

b.  Dead poet society

Film drama Dead Poets Society menceritakan kisah guru Bahasa Inggris yang menginspirasi murid-muridnya melalui puisi. Sekelompok siswa yang bersekolah di salah satu sekolah elite di Amerika yaitu Akademi Welton. Sekolah ini merupakan sekolahan yang terkenal dengan kedisiplinan yang tinggi dan menganut semboyan Tradisi, Kehormatan, Disiplin dan Pretasi.

Seorang peserta didik yang bernama Neil merasa berputus asa dan ingin mengakhiri hidupnya karena Orang tua peserta didik menentang cita-citanya. Namun, terdapat Guru yang bernama Pak Keating mencetuskan komunitas Dead Poet’s Society sebagai media untuk melepaskan diri dari keterkukungan, penjara sistem sekolah dan tuntutan orang tua. Didalam komunitas tersembunyi inilah lambat laun ia mengerti bahwa ia telah menemukan peran yang tepat bagi dirinya yaitu sebagai aktor dan ia “berhasil”.

Peran guru yang ditunjukkkan oleh Keating  menunjukkan secara totalitas bahwa guru tidak hanya mengajar secara kaku dan kurang fleksibel tetapi juga harus bisa berperan dalam mencari metode dan cara mendidik siswanya menjadi lebih bersahabat dan berhasil dalam mengelola emosi peserta didik yang berputus asa karena cita-citanya ditentang oleh orang tua.

 

c.  Sekolah Rimba

Dalam film Sekolah Rimba guru harus terus belajar, bukan sekedar mengajar. Ibu guru Butet dalam film ini belajar bagaimana anak-anak rimba melakukan banyak hal dengan cinta kasih, tulus membantu, jujur, peduli lingkungan, dan dari semua itu dapat disimpulkan bahwa orang rimba jauh lebih beradab daripada orang – orang lainnya. Sebagai seorang guru biasanya akan membuat orang tersebut merasa menjadi orang paling pintar, paling tahu, harus dihormati dan diteladani padahal sikapnya belum tentu patut dijadikan teladan. Biasanya jika seseorang tersebut menjadi seorang guru dirinya akan  merasa tidak perlu belajar lagi. Setiap manusia sesungguhnya belajar dari orang lain tanpa disadari atau tidak, bahkan dalam hal sekecil apapun. Tugas sebagai seorang guru adalah membantu siswa menggali potensi, mengembangkan bakat dan minat mereka, bukan memamerkan ilmu yang sudah didapat.

 

4.  Pembelajaran sosial emosional dari film Dead poet society dan Sekolah Rimba ?

 

Hal yang bisa dipelajari dalam kedua film tersebut yaitu bagaimana menjadi sosok guru yang dapat menginspirasi siswa-siswanya. Guru bukan hanya sebagai sosok pengajar, namun harus mampu membantu siswa menggali potensi, mengembangkan bakat dan minat mereka. Dalam pengembangan bakat dan minat siswa seorang guru juga harus memikirkan kegiatan non akademik karena hal tersebut dapat mengali potensi yang ada dalam diri siswa. Pembelajaran sosial emosional ditekankan dalam pengembangan kurikulum nasional.  Dimana siswa tidak dapat diserahkan begitu saja kepada guru, melainkan juga memerlukan peranan orang tua dalam pembentukan karakter siswa.

 

Posting Komentar untuk "Pembelajaran Sosial Emosional “Guru sebagai Agen Perubahan”"