Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Header

www.analisamuya.com

Peringatan hari kusta sedunia : "Tolak Stigmanya bukan Orangnya"

 

“Tolak Stigmanya bukan Orangnya”

 


Hallo happy readers Analisa Muya. Dalam momentum hari kusta sedunia pada minggu terakhir di bulan Januari. Kantor Berita Radio (KBR) bekerjasama dengan 1Minggu1Cerita mengadakan talkshow yang sangat penting dan berguna dalam bidang Kesehatan khususnya masyarakat Indonesia. Penemuan kasus kusta di Indonesia dalam 10 tahun terakhir mencapai 16.000-18.000 orang. Penularan ini diawali dengan ketidaktahuan masyarakat dalam mengenali gejala-gejala kusta dan stigma pada masyarakat terkait penyakit ini yang masih kental menyebabkan orang-orang yang bergejala kusta tidak berani untuk memeriksakannya ke dokter. Oleh karena itu, Ruang public KBR menyajikan talkshow “Tolak Stigmanya bukan Orangnya”. Talkshow ini dipandu oleh Ines Nirmala (Host KBR), dan 2 narasumber, yaitu dr Astri Ferdiana (Technical Advisor NLR Indonesia) dan Al Qadri (Orang yang Pernah Mengalami Kusta/ Wakil Ketua Perhimpunan Mandiri Kusta Nasional).

Bapak Al-Qadri membagikan pengalaman beliau yang pernah menjadi pasien kusta di usia yang masih kecil, yaitu 6 tahun. Gejala awal yang dirasakan beliau adalah Ketika ada bercak putih pada kulitnya dicubit oleh teman sebayanya hingga berdarah namun tidak terasa sakit. Ada seorang wali murid yang mengetahui bahwa bercak putih dan mati rasa adalah gejala awal kusta sehingga orang tua wali tersebut melaporkan kepada pihak sekolah untuk tidak diizinkan sekolah karena sangat khawatir dapat menularkan ke orang lain. Kejadian tersebut menyebabkan sekeluarga mendapatkan diskriminasi atau perlakuan yang tidak menyenangkan oleh masyarakat sekitar.

Bagaimana gejalanya???

         dr Astri Ferdiana memaparkan bahwa dari segi medis, penyakit kusta adalah penyakit infeksi menular yang bersifat kronis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit dan saraf. Jika penyakit kusta ini tidak segera diobati, akan menyebabkan deformitas atau kelainan anatomi pada jaringan tubuh.  Untuk gejalanya, seperti penyakit kulit panu atau timbul bercak berwarna putih atau merah pada kulit, bercak yang timbul tidak gatal, tidak nyeri, dan tidak bersisik ketika digosok-gosok. Gejala-gejala lainnya yang juga menunjukkan gejala penyakit kusta, yaitu tidak terasa sakit, misalnya jika kulit tersebut tersusuk duri atau terkena panas maka kulit tersebut tidak merasakan sakit ataupun panas dan mudah mengalami luka.

 

Bagaimana cara mencegah kusta pada anak???

         Seorang anak memiliki mobilitas yang tidak cukup banyak dalam berinteraksi dengan orang luar, tak seperti pada orang dewasa. Pada kasus umum, anak terkena kusta akibat penularan interaksi kerabat dekat atau orang rumah. Oleh karena itu, apabila seorang anak tinggal bersama orang dewasa yang terkena penyakit kusta maka diperlukan deteksi terlebih dulu, dan diobati sedini mungkin sehingga akan mengurangi resiko penularan. Jika seorang yang mengalami kusta dalam proses pengobatan maka penyakit tersebut sudah tidak menular lagi (pemaparan dari dr. Astri Ferdiana).

 

Apakah ada vaksin untuk mencegah kusta???

Mulai sekitar 2-3 tahun yang lalu, Kementrian Kesehatan sudah memulai memberikan obat pencegahan diberikan kepada orang-orang yang kontak dekat dengan pasien kusta. Untuk obatnya sekali minum, dan terdapat dosis untuk anak yang masih kecil, dan dewasa.

 

Seberapa waktu yang dibutuhkan kusta menular???

Kusta merupakan penyakit yang tidak mudah menular tidak seperti TBC, Covid, ataupun penyakit menular lainnya. Penyakit kusta ini sulit menular dan membutuhkan waktu yang lama dalam penularannya. Proses penularannya bisa memerlukan waktu 2-5 tahun. Dan itupun bisa menular pada orang lain dalam kondisi imunitas yang rendah dan gizi yang kurang.

        

         Jaga Iman dan Imun, bersama-sama saling berbagi informasi dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Salam sehat dan berbahagia aamiin 😊😊😊.

          

 

 

9 komentar untuk "Peringatan hari kusta sedunia : "Tolak Stigmanya bukan Orangnya""

  1. Masyaa Allah artikel yang bagus Mba..
    Saya jadi banyak tahu tentang penyakit kusta ini, cara penyebarannya, dan tindakan apa yang harus dilakukan kalau ada orang rumah yang terkena.
    Terimakasih Mba..

    BalasHapus
  2. Dan aku baru tahu kalau kusta itu tidak segera menular. Benar memang, kita tak perlu takut berlebihan. Terimakasih artikelnya Mbak.

    BalasHapus
  3. Beruntung sekali ya Kak dibekali ilmu soal kusta, sebelumnya saya nggak tau sama sekali ttg kusta selain pasien kusta itu harus dijauhi huhuhu sedih minim ilmu.

    BalasHapus
  4. Bener ini, kita harus lebih teredukasi tentang penyakit ini biar nggak nge judge dan nge bully penderita

    BalasHapus
  5. Penderita kusta bukan butuh komentar buruk, tetapi butuh dukungan untuk melewati apa yang mereka rasakan. Semoga kita nggak jadi penyebar stigma yang buruk itu ya kak. Terima kasih sharingnya.

    BalasHapus
  6. Wah, rupanya sedang ada peringatan hari kusta, jadi nambah info terkait kusta

    BalasHapus
  7. Sepakat tolak stigmanya bukan orangnya. Kepedulian kita, simpati dan empati kita adalah salah saty support untuk mereka.

    Salut dg pak qadri yang berssmangat mengedukasi orang sekitarnya tentu tak mudah menjalani hari beliau sebagai oypmk tapi dukungan keluarga membuat beliau ditiitk ini

    BalasHapus
  8. PR besar bagi orang indo memang menghilangkan stigma negatif tentang kusta

    BalasHapus
  9. Memberikan sosialisasi dan edukasi yang benar tentang kusta ini penting dilakukan. Karena stigma negatif pada penderita kusta itu sudah terlalu mengakar di masyarakat.

    BalasHapus