Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Header

www.analisamuya.com

Pengalaman Jalan-jalan ke Thailand tanpa Travel Agent

Pengalaman Jalan-jalan ke Thailand tanpa Travel Agent


Tahun 2018 bulan April yang mana bertepatan dengan bulan kelahiranku, Aku mendapatkan kesempatan untuk Penelitian dan workshop “ASEAN Workshop on X-ray Absorption Spectroscopy (AWX 2018)” yang diadakan oleh Synchrotron Light Research Institute (SLRI) di Nakhon Ratchasima, Thailand. Setelah 1 mingguan workshop dan penelitian. 4 dari 6 orang bersepakat untuk ekstra 2 hari 1 malam di Bangkok.

Bulan Februari 2022, Kantor Royal Society (ORST) secara resmi menyampaikan bahwa Ibukota Negara Gajah Putih “Thailand” berubah nama menjadi “Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya”. Meskipun memiliki nama yang Panjang, Orang-orang Thailand lebih suka menyebut Krung Thep.

Setelah, 1 mingguan kita berkutat dengan workshop analisis XAS (X-ray Absorption Spectroscopy) dan penelitian. Kami berenam kembali ke Ibukota tepatnya di Bandara Internasional Don Mueang (DMK), 2 orang kembali ke Indonesia dan 4 orang masih ingin melancong ke wisata-wisata yang ada di Kota Krung Thep (Bangkok).

Perjalanan dimulai dari bandara Internasional Don Mueang (DMK). Di bandara sudah terdapat informasi nomor bus dan tempat-tempat yang dilewati bus tersebut, seperti pada Gambar 1. Sebelumnya, kita sudah menyepakati untuk eksplore wisata di daerah Khao San. dan ternyata, kita tidak turun di depan penginapan. Jadinya, kita memutuskan untuk naik tuk-tuk karena kita berempat sama-sama membawa koper yang tidak ringan beratnya. Hehehe. 

Rute dan Nomor Kode Transportasi Bandara Don Mueang Thailand
Gambar 1. Rute dan Nomor Kode Transportasi Bandara Don Mueang Thailand

Alat transportasi tuk tuk ini mirip bajaj di Indonesia. Oh.,iya…kalau mau naik tuk tuk jangan lupa ditawar dulu karena mereka tahu kita adalah tourist dan tempat wisata jadi harganya dinaikkin dulu. Mungkin..,kalau ada videonya kita sedang menaiki tuk-tuk diisi dengan 4 orang dari kita dan 4 koper plus 4 ransel pasti sangat seru, seru sempit-sempitan, yang dipinggir harus pegangan kuat dan merasakan angin yang wus-wus wkwkkwkwkwkkk 

Tips memilih penginapan murah di Krung Thep (Bangkok)

-Tentukan pilihan di daerah wisata mana yang di eksplore

-pesan sebelum berangkat dan bandingin harga antara penyedia jasa 1 dan lainnya

-cek review penginapan

-siapkan uang jaminan ketika cek in di penginapan (uang ini akan dikembalikan ketika kita check out), dengan tujuan untuk memastikan barang-barang yang ada di penginapan tidak hilang ataupun rusak

- kalau aku memilih di Kawasan Khao san road, disini penginapan murah-murah per malam bisa 100 ribuan rupiah dan bisa disesuaikan selera dan budget kalau mau yang lebih mahal lagi hehee

Setelah kita check in, menunjukkan tanda pengenal dan receipt (bukti pembayaran). Saran supaya lebih mudah, dicetak saja dan jangan lupa siapkan uang jaminan ketika check in. Cuaca yang panas di Thailand dan setelah perjalanan Panjang dari SLRI-Bandara DMK 4 JAM ditambah naik bus dan tuk tuk membuat kita cukup Lelah, dahaga dan lapar.

Disana minimarketnya Namanya Sevel (Seven Eleven), hanya satu nama dan banyak dimana-mana. Kita bisa membeli nasi beku, seperti Gambar 2. Nasinya sangat enak dan pulen. Jangan khawatir, ketika kita membayar nasi, kasir akan menawarkan nasinya dihangatkan di microwave tanpa biaya tambahan. Kita bisa makan nasinya dengan abon atau nori (lembaran rumput laut yang dikeringkan). Untuk abon bisa bawa dari Indonesia atau disana juga ada tetapi hati-hati dan selalu cek label halal ya…

Jasmine Rice Thailand
Gambar 2. Jasmine Rice Thailand

Setelah makan dan istirahat, malamnya kita berkelingling daerah Khao san road. Jangan kaget, disana sangat ramai sekali banyak orang jualan dan musiknya sangat keras sekali. Iya..di Khao san road ini tempat club, cafe, penginapan yang murah sehingga banyak backpacker yang memilih untuk menginap di daerah ini. Di jalan yang kurang lebih 400 meter ini, ramai ketika malam hari dan semalaman dipenuhi dengan pesta. Banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual makanan-makanan (yang di Indonesia mungkin tidak lazim dimakan tetapi disana dijual ), baju-baju dan lain-lain.

Keesokan harinya kita memulai untuk menjelajahi wisata-wisata yang ada di daerah Khao San road. Yang pertama, kita ke Wat Po. Tempat ini merupakan kuil patung budha tidur. Harga tiket masuknya sebesar 100 baht atau sekitar 50 ribuan. Selain patung budha tidur, disana juga terdapat candi-candi budha.

Selanjutnya, kita ke Wat Arun. Ini adalah Candi Fajar yang lokasinya berada di sekitar sungai Chao Phraya. Kita perlu menyebrangi sungai terlebih dahulu dengan harga 4 baht atau jika dirupiahkan sekitar 2 ribuan rupiah. Suasana disana sangat panas jadi lebih baik memakai sun block dan memakai sepatu. Disana lebih banyak berjalan kaki daripada naik kendaraan. Mungkin naik kendaraan jika jauh sekali atau buru-buru atau pulang dari kerja.

Oh iya, kalau menyebrang tertib sesuai dengan lampu lalu lintas. Jika pejalan kaki berwarna hijau, kita bisa menyebrang. Dari ngobrolanku dengan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Thailand, budayanya ketika tidak taat peraturan akan malu. Dan bener, aku amati jalan yang agak sepi dan secara logika kita bisa menyebrang saja tetapi mereka tidak melakukannya karena mengikuti aturan dan menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki.

Tempat selanjutnya adalah The Golden Mountain. Seperti Namanya, kitab isa menebak kalau perlu menaiki banyak anak-anak tangga yang cukup lumayan banyak. Disini banyak lonceng dan orang-orang yang berdoa. The Golden Mount atau Phu Khao Thong atau Wat Saket merupakan candi yang berbentuk lonceng dengan warga kuning keemas an dengan ketinggian 58 meter.

Sebenarnya ingin sekali ke Asiatique, tempat wisata ini masih di sekitar sungai Chao Phraya. Namun, apalah daya rasanya sudah sangat Lelah sekali dan selanjutnya kami memutuskan untuk membeli oleh-oleh. Sebenarnya, sangat direkomendasikan kalau membeli oleh-oleh di pasar Chatuchak. Disini terdapat 15 ribu lapak pedagang dan buka hanya di akhir pekan saja.

Bertepatan karena tidak di akhir pekan, kitab isa membeli oleh-oleh di Platinum Mall. Meskipun Namanya Mall tetapi disini recommended juga untuk beli oleh-oleh. Harganya juga terjangkau dan bisa ditawar kecuali toko yang sudah diberi label harga pas. Oke, semoga sharing pengalaman jalan-jalan ke Krung Threp (Bangkok), Thailand bisa bermanfaat untuk tamuy-tamuy. Terimakasih sudah bersilaturahmi di rumah onlineku 😊😊😊.

6 komentar untuk "Pengalaman Jalan-jalan ke Thailand tanpa Travel Agent"

  1. Mbaaa senengnya berkesempatan ke thailand... makasi tips nya mbaa bermanfaat banget.. kali aja next time ada kesempatan ke sana 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, alhamdulillah...sama2...semoga mba jg brkesempatan kesana jg aamiin

      Hapus
  2. Liat cerita tentang jalan-jalannya aja udah ngiler, pas nonton videonya malah jadi makin ngiler buat ke Thailand deh. Seru banget pasti ya kak, jalan-jalan tanpa travel agen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, seruuu...nulis ini jg mmbuat ingin kesana lgi 😆

      Hapus
  3. Seneng banget berkesempatan jalan² ke thailand. Aku lagi suka² banget sama series thailand akhir²nya. Jd punya keinginan pengen berkunjung ke thailand juga🥺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba alhamdulillah, semoga mba jg dpet kesempatan bertandang ke negara gajah putih aamiin

      Hapus